HMETD Itu Apa, Sih?

Cara Mengelola Hak Saham Baru

Dipublikasikan pada 28 Jul 2025 07:54 | Publikasi oleh SW. Razak
HMETD Itu Apa, Sih?

HMETD adalah singkatan dari Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Simpelnya, ini hak buat beli saham baru lebih dulu, sebelum ditawarkan ke pasar umum. Contohnya begini, kamu punya saham di perusahaan A. Lalu, perusahaan ini mau nambah modal dengan menjual saham baru. Sebelum jual ke investor lain, kamu sebagai pemegang saham lama dikasih kesempatan duluan buat beli dengan harga spesial. Jadi semacam "early access", dan seringnya harganya juga di bawah pasar.

Kalau kamu pakai hak itu, kamu bisa tambah kepemilikan. Kalau nggak mau, bisa juga dijual ke orang lain di pasar. Tapi kalau kamu diem aja, hak itu hilang. Nggak ada ganti rugi, nggak ada refund.

Kenapa Perusahaan Ngeluarin HMETD?

Perusahaan nggak sembarangan nawarin hak ini. Biasanya mereka punya satu dari beberapa tujuan berikut:

  • Cari dana buat ekspansi
    Misalnya mau buka cabang baru, beli peralatan, atau masuk ke lini bisnis baru.
  • Kurangi utang
    Ada juga perusahaan yang pengen neracanya lebih sehat. Jadi mereka tarik dana dari pemegang saham buat bayar pinjaman.
  • Jaga kontrol pemegang saham besar
    Dengan HMETD, pemilik saham lama bisa tetap punya porsi yang besar tanpa terdilusi.

Jika emiten mengumumkan akan menggelar Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, ada tiga pilihan yang dapat dilakukan oleh investor ritel seperti kamu : 

  • Tebus hak: kamu bayar sejumlah uang, dan dapet saham baru dengan harga lebih murah dari pasar.
  • Jual hak di pasar: hak itu bisa dijual kayak saham biasa. Kalau harga pasarnya naik, kamu dapet untung.
  • Cuekin saja: pilihan ini paling nggak direkomendasikan. Karena hak itu punya tanggal kedaluwarsa, dan kalau dibiarkan, hilang begitu saja.

Meski HMETD bisa menjadi peluang menarik, ada juga risiko yang perlu diperhatikan. Salah satu yang paling rill adalah dilusi kepemilikan. Jika kamu tidak menggunakan hak tersebut, porsi saham yang kamu miliki akan berkurang karena jumlah saham perusahaan bertambah. Selain itu, penting untuk mencermati tujuan penggunaan dana dari right issue. Kalau dana itu hanya digunakan untuk menutup utang lama tanpa ada rencana pertumbuhan yang jelas, ini bisa menjadi sinyal bahwa kondisi perusahaan sedang tidak sehat. Risiko lain datang dari pergerakan harga saham. Setelah saham baru diterbitkan, tekanan jual bisa meningkat dan harga saham turun, terutama jika pasar menilai aksi korporasi tersebut tidak memberi nilai tambah.

Untuk menggunakan HMETD dengan bijak, ada beberapa langkah yang perlu kamu perhatikan. Pertama, cek jadwal pelaksanaannya. Perhatikan tanggal-tanggal penting seperti cum date, ex date, dan exercise date. Pastikan kamu sudah memiliki saham sebelum cum date agar terdaftar sebagai pemegang hak. Setelah itu, kamu bisa melihat hak yang kamu miliki di akun sekuritas. Biasanya ada menu khusus untuk menebus atau memperjualbelikan HMETD. Jika kamu memutuskan untuk menebusnya, siapkan dana yang diperlukan dan transfer ke Rekening Dana Nasabah (RDN) sebelum batas waktu yang ditentukan.

Timeline Operasional (T+0 Hingga T+15)

Biar paham bagaimana proses HMETD ini dilaksanakan, kamu harus tahu timelinenya. Agar tidak seketika membuat kesimpulan jika sahamnya terlambat masuk di akun kamu. 

  1. Cum Date (T) – Deadline kepemilikan saham induk agar berhak menerima rights.
  2. Ex Date (T+1) – Saham diperdagangkan tanpa rights; harga biasanya turun menyesuaikan diskon teoretis.
  3. Recording Date (T+2) – KSEI menutup daftar pemegang saham.
  4. Distribution Date (T+3) – Rights muncul di portofolio Anda.
  5. Trading Period (T+4 s.d. T+10) – Rights bisa dibeli/jual layaknya saham.
  6. Exercise Deadline (T+12 s.d. T+15) – Terakhir setor dana pelaksanaan.

Kapan Harus Diambil?

Ambil HMETD kalau:

  • Kamu yakin perusahaan akan tumbuh.
  • Harga tebusannya jauh lebih murah dari harga pasar.
  • Kamu siap menambah dana ke saham tersebut.
  • Kalau kamu nggak yakin, lebih baik dijual aja. Daripada hangus.

Biar tidak bingung, cuantara coba kasih ilustrasi. Kamu punya 1.000 saham PT XYZ. Perusahaan ini ngadain right issue dengan rasio 2:1. Artinya setiap 2 saham lama, kamu bisa beli 1 saham baru seharga Rp900. Karena kamu punya 1.000 saham, kamu berhak beli 500 saham baru.

Harga pasar saham itu saat ini Rp1.300. Jadi kamu bisa beli saham baru dengan diskon Rp400 per lembar. Kalau kamu nggak mau tebus, kamu bisa jual 500 hak itu ke pasar. Tapi kalau kamu nggak ngapa-ngapain, ya hak itu hangus.

Kesimpulan

HMETD adalah alat yang bisa memperkuat posisi kamu sebagai investor, tapi juga bisa jadi risiko kalau kamu cuek. Selalu periksa alasan di balik right issue, cek keuangan perusahaan, dan pastikan kamu tahu apa yang kamu lakukan.

Jangan buru-buru ambil, tapi jangan juga langsung buang. Lihat angkanya, lihat strateginya, dan baru ambil keputusan. Karena di pasar saham, hak itu bukan sekadar formalitas—tapi juga peluang.

Dan satu lagi: jangan pernah anggap remeh prospektus. Semua informasi penting ada di sana. Baca itu sebelum kamu ambil keputusan. Karena investor yang cerdas bukan yang ikut-ikutan, tapi yang tahu apa yang dia beli dan kenapa dia beli.

Penulis

Avatar

SW. Razak

Praktisi pasar modal dan forex dengan latar belakang kuat di analisis data selama 15 tahun. Mengembangkan dan mengeksekusi strategi investasi serta trading berbasis data, membangun model kuantitatif, melakukan backtesting, optimasi risiko, dan evaluasi performa portofolio secara disiplin.

Disclaimer

Konten ini disusun untuk knowladge. Setiap analisis atau opini yang disampaikan merupakan pandangan pribadi penulis berdasarkan referensi yang tersaji secara publik. Dapat di jadikan sebagai opini kedua sebelum memutuskan mengambil keputusan investasi. Namun tidak ada jaminan atas keakuratan atau hasil yang ditimbulkan. Anda tetap perlu melakukan riset independen sebelum mengambil keputusan investasi.

Insight Terbaru

Fokus Terbaru